Thursday, August 6, 2009

susu kuda liar

Susu kuda Sumbawa adalah istilah baru pengganti sebutan ‘susu kuda liar’. Gara-gara nama itu sering dipertanyakan; yakni jika memang liar bagaimana sampai bisa diperah susunya?

Penggantian istilah itu konon juga merupakan saran dari pihak Departemen Kesehatan, dalam hal ini Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan) untuk menghindari kerancuan.

Sebenarnya, jelas Ridwan, maksud dari kata ‘liar’ adalah karena kuda yang diperah susunya ini, mencari makan sendiri secara liar sepanjang siang hari, kendati malamnya dikandangkan.

Penggantian istilah itu juga didukung pihak Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI, sebagaimana diutarakan Pridy Soekarto, dari Bidang Penelitian YLKI. “Penggantian label susu kuda liar menjadi susu kuda Sumbawa menunjukkan POM sudah merespons masukan dari masyarakat,” ujarnya.

Pada dasarnya, papar Ridwan lagi, susu kuda Sumbawa bermanfaat melancarkan peredaran darah, sehingga dapat mengobati penyakit dan mencegah timbulnya penyakit. Pihaknya, selaku agen, mengaku tidak pernah menjanjikan muluk-muluk bahwa dengan meminum susu kuda Sumbawa penyakit akan sembuh. “Saya hanya sarankan untuk mencoba, siapa tahu sembuh, karena sebetulnya susu kuda Sumbawa bukan obat melainkan minuman berkhasiat.”

Efek samping

Meski menurut cerita konsumen menimbulkan reaksi awal, namun susu ini pada dasarnya tidak menimbulkan efek samping, kecuali bagi mereka yang kondisi perutnya tidak dapat menerima susu. “Dapat dikatakan, 99% tidak ada keluhan dari masyarakat yang membeli,” tambah Ridwan

Reaksi awal misalnya pada penderita asma dan paru-paru, yakni dua hingga tiga jam setelah meminum susu kuda Sumbawa, dada terasa semakin sesak dan panas. “Namun tidak lama, karena segera akan mereda. Pada penderita kanker rahim malah terkadang terjadi pendarahan selama sehari. Sebetulnya keadaan ini adalah proses penyembuhan,” jelas Ridwan.

Jelas Ridwan lagi, susu kuda hasil fermentasilah yang lebih berkhasiat dibandingkan susu segarnya. Karena, tidak ditambahkan zat apa pun ke dalam susu, maka fermentasi terjadi alami akibat waktu yang dibutuhkan sejak dari peternakan di Sumbawa dibawa ke Sukabumi untuk diuji di laboratorium, dan dikemas sebelum dipasarkan.

Karena rasanya yang asam, Ridwan menganjurkan ditambahkan madu saat sebelum diminum, karena madu juga berfungsi sebagai obat. “Akan lebih baik lagi jika menggunakan madu Arab yang konon dapat mengobatai diabetes, dan manfaat lainnya. Selain itu, untuk menghindari iritasi pada lambung, bagi penderita sakit mag, 100 ml susu diminum dua kali sehari sesudah makan.”

Berapa harga per botolnya? Rp 100 ribu per liter, menurut Ridwan bukanlah harga yang terlalu mahal, mengingat pemerahan, pengiriman, dan proses sebelum dipasarkan cukup memakan biaya.

Tapi diakuinya, semakin populernya susu kuda Sumbawa atau susu kuda liar ini, memunculkan banyaknya praktik pemalsuan.

Sementara itu, Pridy Soekarto yang menangani bidang penelitian di YLKI menuturkan sejauh ini menurutnya belum ada klaim dari konsumen berkenaan dengan susu kuda Sumbawa. YLKI sendiri belum pernah melakukan penelitian terhadap produk ini.

YLKI, lanjutnya, hanya menangani health claim , karena itu harus jelas pengujian atas produk tersebut yakni dengan mendaftarkan ke Depkes/Badan POM berarti pemerintah menjamin bahwa produk tersebut aman. Sedangkan klaim bisa dipertanggung jawabkan hanya jika sudah ada uji dari Depkes sebagai regulator pemerintah. YLKI, lanjut Pridy, hanya dapat menganjurkan masyarakat untuk membaca label secara detail sebelum mengonsumsi apa pun.

Di lain pihak, peneliti utama pada Puslitbang Gizi Depkes RI Dr Hermana MSc APU mengungkapkan memang hingga kini belum ada penelitian secara khusus terhadap susu kuda Sumbawa.

Hermana juga dosen tamu Institut Pertanian Bogor ini menjelaskan belum adanya penelitian tentang susu kuda Sumbawa mengakibatkan belum diketahuinya persentase keberhasilan susu ini menyembuhkan penyakit seperti diiklankan.

Ironisnya, bahkan produsen sendiri pun tidak mempunyai data tentang hal yang sama.

Deteksi kasatmata, tambahnya, sebenarnya bisa saja dilakukan dengan terlebih dahulu mengenali warna dan rasa susu kuda Sumbawa yang asli. Biasanya, warnanya agak kuning dibanding susu sapi, lemaknya memisah. “Yang mencolok adalah perbedaan rasa, yakni hangat,” urainya.

Jika memang sudah banyak pengakuan konsumen yang dapat sembuh dari penyakit setelah mengonsumsi susu kuda Sumbawa seperti yang diungkapkan Ridwan tadi, Hermana menyarankan akan lebih menarik bila mempelajari ke belakang, bagaimana masyarakat Sumbawa yang mengonsumsi susu kuda sebagai minuman sehari-hari dibandingkan masyarakat di Jawa, misalnya. “Apakah umur orang Sumba lebih panjang? Atau mereka lebih sehat karena mengonsumsi susu kuda liar?” (EV/V-2)


MALAH LEBIH COCOK UNTUK BAYI!

Menurut peneliti utama pada Puslitbang Gizi Depkes RI Dr Hermana MSc APU, susu kuda, termasuk susu kuda Sumbawa, lebih cocok dikonsumsi bayi, karena komposisi kandungan gizinya sangat mendekati air susu ibu (ASI).

Dosen tamu di Institut Peranian Bogor ini menjelaskan kadar casein, laktosa, lemak, protein, dan mineral, serta komposisi asam lemaknya pun terdiri dari asam lemak rantai pendek yang mudah diserap.

“Sebenarnya, dilihat dari komposisinya, tidak ada keistimewaan susu kuda dibandingkan susu lain,” tambahnya. Tetapi, pada laporan FAO disebutkan susu kuda lebih cocok diberikan pada bayi dibandingkan susu sapi, karena kemiripan komposisi zat gizi susu kuda dengan ASI. Susu sapi segar, katanya, tidak cocok bagi bayi karena kandungan casein-nya tinggi, dan akan menggumpal di dalam perut bayi sehingga sulit dicerna.

Sedangkan proses fermentasi pada susu kuda liar, ujarnya, adalah mengubah laktosa menjadi asam. “Terjadi perubahan komponen menjadi asam lemak yang berfungsi melancarkan pencernaan. Proses fermentasi juga menghindari penggumpalan protein.”

Hermana mengingatkan untuk memperhatikan proses fermentasi karena bakteri pembusuk ada dimana-mana, misalnya dari tangan orang yang memeras atau dari puting susu kuda. Bakteri pembusuk ini menyebabkan susu yang pagi hari diperah, sore harinya sudah busuk. Karena itu produk fermentasi sebaiknya dipasteurisasi, atau diproses UHT (ultra high temperature). Pasteurisasi, tambahnya, juga berfungsi menghilangkan bakteri TBC.
gizi.net

suysu kuda liar

Susu kuda Sumbawa adalah istilah baru pengganti sebutan ‘susu kuda liar’. Gara-gara nama itu sering dipertanyakan; yakni jika memang liar bagaimana sampai bisa diperah susunya?

Penggantian istilah itu konon juga merupakan saran dari pihak Departemen Kesehatan, dalam hal ini Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan) untuk menghindari kerancuan.

Sebenarnya, jelas Ridwan, maksud dari kata ‘liar’ adalah karena kuda yang diperah susunya ini, mencari makan sendiri secara liar sepanjang siang hari, kendati malamnya dikandangkan.

Penggantian istilah itu juga didukung pihak Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI, sebagaimana diutarakan Pridy Soekarto, dari Bidang Penelitian YLKI. “Penggantian label susu kuda liar menjadi susu kuda Sumbawa menunjukkan POM sudah merespons masukan dari masyarakat,” ujarnya.

Pada dasarnya, papar Ridwan lagi, susu kuda Sumbawa bermanfaat melancarkan peredaran darah, sehingga dapat mengobati penyakit dan mencegah timbulnya penyakit. Pihaknya, selaku agen, mengaku tidak pernah menjanjikan muluk-muluk bahwa dengan meminum susu kuda Sumbawa penyakit akan sembuh. “Saya hanya sarankan untuk mencoba, siapa tahu sembuh, karena sebetulnya susu kuda Sumbawa bukan obat melainkan minuman berkhasiat.”

Efek samping

Meski menurut cerita konsumen menimbulkan reaksi awal, namun susu ini pada dasarnya tidak menimbulkan efek samping, kecuali bagi mereka yang kondisi perutnya tidak dapat menerima susu. “Dapat dikatakan, 99% tidak ada keluhan dari masyarakat yang membeli,” tambah Ridwan

Reaksi awal misalnya pada penderita asma dan paru-paru, yakni dua hingga tiga jam setelah meminum susu kuda Sumbawa, dada terasa semakin sesak dan panas. “Namun tidak lama, karena segera akan mereda. Pada penderita kanker rahim malah terkadang terjadi pendarahan selama sehari. Sebetulnya keadaan ini adalah proses penyembuhan,” jelas Ridwan.

Jelas Ridwan lagi, susu kuda hasil fermentasilah yang lebih berkhasiat dibandingkan susu segarnya. Karena, tidak ditambahkan zat apa pun ke dalam susu, maka fermentasi terjadi alami akibat waktu yang dibutuhkan sejak dari peternakan di Sumbawa dibawa ke Sukabumi untuk diuji di laboratorium, dan dikemas sebelum dipasarkan.

Karena rasanya yang asam, Ridwan menganjurkan ditambahkan madu saat sebelum diminum, karena madu juga berfungsi sebagai obat. “Akan lebih baik lagi jika menggunakan madu Arab yang konon dapat mengobatai diabetes, dan manfaat lainnya. Selain itu, untuk menghindari iritasi pada lambung, bagi penderita sakit mag, 100 ml susu diminum dua kali sehari sesudah makan.”

Berapa harga per botolnya? Rp 100 ribu per liter, menurut Ridwan bukanlah harga yang terlalu mahal, mengingat pemerahan, pengiriman, dan proses sebelum dipasarkan cukup memakan biaya.

Tapi diakuinya, semakin populernya susu kuda Sumbawa atau susu kuda liar ini, memunculkan banyaknya praktik pemalsuan.

Sementara itu, Pridy Soekarto yang menangani bidang penelitian di YLKI menuturkan sejauh ini menurutnya belum ada klaim dari konsumen berkenaan dengan susu kuda Sumbawa. YLKI sendiri belum pernah melakukan penelitian terhadap produk ini.

YLKI, lanjutnya, hanya menangani health claim , karena itu harus jelas pengujian atas produk tersebut yakni dengan mendaftarkan ke Depkes/Badan POM berarti pemerintah menjamin bahwa produk tersebut aman. Sedangkan klaim bisa dipertanggung jawabkan hanya jika sudah ada uji dari Depkes sebagai regulator pemerintah. YLKI, lanjut Pridy, hanya dapat menganjurkan masyarakat untuk membaca label secara detail sebelum mengonsumsi apa pun.

Di lain pihak, peneliti utama pada Puslitbang Gizi Depkes RI Dr Hermana MSc APU mengungkapkan memang hingga kini belum ada penelitian secara khusus terhadap susu kuda Sumbawa.

Hermana juga dosen tamu Institut Pertanian Bogor ini menjelaskan belum adanya penelitian tentang susu kuda Sumbawa mengakibatkan belum diketahuinya persentase keberhasilan susu ini menyembuhkan penyakit seperti diiklankan.

Ironisnya, bahkan produsen sendiri pun tidak mempunyai data tentang hal yang sama.

Deteksi kasatmata, tambahnya, sebenarnya bisa saja dilakukan dengan terlebih dahulu mengenali warna dan rasa susu kuda Sumbawa yang asli. Biasanya, warnanya agak kuning dibanding susu sapi, lemaknya memisah. “Yang mencolok adalah perbedaan rasa, yakni hangat,” urainya.

Jika memang sudah banyak pengakuan konsumen yang dapat sembuh dari penyakit setelah mengonsumsi susu kuda Sumbawa seperti yang diungkapkan Ridwan tadi, Hermana menyarankan akan lebih menarik bila mempelajari ke belakang, bagaimana masyarakat Sumbawa yang mengonsumsi susu kuda sebagai minuman sehari-hari dibandingkan masyarakat di Jawa, misalnya. “Apakah umur orang Sumba lebih panjang? Atau mereka lebih sehat karena mengonsumsi susu kuda liar?” (EV/V-2)


MALAH LEBIH COCOK UNTUK BAYI!

Menurut peneliti utama pada Puslitbang Gizi Depkes RI Dr Hermana MSc APU, susu kuda, termasuk susu kuda Sumbawa, lebih cocok dikonsumsi bayi, karena komposisi kandungan gizinya sangat mendekati air susu ibu (ASI).

Dosen tamu di Institut Peranian Bogor ini menjelaskan kadar casein, laktosa, lemak, protein, dan mineral, serta komposisi asam lemaknya pun terdiri dari asam lemak rantai pendek yang mudah diserap.

“Sebenarnya, dilihat dari komposisinya, tidak ada keistimewaan susu kuda dibandingkan susu lain,” tambahnya. Tetapi, pada laporan FAO disebutkan susu kuda lebih cocok diberikan pada bayi dibandingkan susu sapi, karena kemiripan komposisi zat gizi susu kuda dengan ASI. Susu sapi segar, katanya, tidak cocok bagi bayi karena kandungan casein-nya tinggi, dan akan menggumpal di dalam perut bayi sehingga sulit dicerna.

Sedangkan proses fermentasi pada susu kuda liar, ujarnya, adalah mengubah laktosa menjadi asam. “Terjadi perubahan komponen menjadi asam lemak yang berfungsi melancarkan pencernaan. Proses fermentasi juga menghindari penggumpalan protein.”

Hermana mengingatkan untuk memperhatikan proses fermentasi karena bakteri pembusuk ada dimana-mana, misalnya dari tangan orang yang memeras atau dari puting susu kuda. Bakteri pembusuk ini menyebabkan susu yang pagi hari diperah, sore harinya sudah busuk. Karena itu produk fermentasi sebaiknya dipasteurisasi, atau diproses UHT (ultra high temperature). Pasteurisasi, tambahnya, juga berfungsi menghilangkan bakteri TBC.
gizi.net

pengaruh susu kuda pada hepatitis

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian susu kuda terfermentasi terhadap imunitas vaksin hepatitis A pada mencit Balb/c. Penelitian ini menggunakan desain acak lengkap dengan 30 ekor mencit, yang dibagi menjadi 3 kelompok. Pada kelompok I diberikan per oral 0,4 mL/20g/BB susu kuda terfermentasi, kelompok II 0,4 mL/0,45 mg/20g/BB levamisol (kontrol positif) dan kelompok III 0,4 mL/20g/BB akuades air (kontrol negatif) setiap hari selama 46 hari, sebagai tambahan pada makanan standar. Mencit diimunisasi 3 kali secara intraperitoneal pada hari ke 7, 28, dan 42 dengan 0,65 g/20g/BB vaksin hepatitis A. Sampel darah dikumpulkan dari plexus retroorbitalis dengan pipa kapiler berheparin setelah 1 minggu imunisasi pertama (hari ke 14), kedua (hari ke 35), dan 4 hari (hari ke 46) setelah imunisasi ketiga. Kemudian mencit dikorbankan untuk diisolasi limfositnya dan dilakukan kultur. Kadar IgG, IgM dan IgA dalam sera dan media kultur ditetapkan dengan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa. kadar IgM (kecuali hari ke 46), IgG (subtipe IgG1 (kecuali hari ke14) , IgG2a, IgG2b, IgG3 (kecuali hari ke 35), dan IgA berbeda signifikan (p<0,05) dibanding dengan kontrol. Antibodi yang disekresi in vitro dalam kultur limfosit, menunjukkan hasil yang sama untuk IgA.


Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan, bahwa pemberian per oral susu kuda terfermentasi dapat meningkatkan imunitas terhadap vaksin hepatitis A pada mencit Balb/c. Hasil SDS-PAGE susu kuda dan susu sapi terfermentasi, menunjukkan adanya protein 30-kDa pada susu kuda maupun susu sapi, serta protein 7,4-kDa yang hanya terdapat pada susu kuda terfermentasi.
farmasi.ugm

Susu Kambing Jadi Pilihan

KONTROVERSI susu formula terkontaminasi racun menyisakan keresahan di hati para ibu. Pilihan lain perlu dilihat sebagai alternatif pengganti.

Kandungan fluorine dan protein tinggi pada susu kambing, membuat susu ini banyak diminati keluarga Indonesia. Selama ini masyarakat Indonesia belum familier dengan susu kambing. Jika dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing pun biasanya dikonsumsi sekadarnya saja, atau lebih karena susu ini dianggap mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Susu kambing rata-rata banyak dikonsumsi di Timur Tengah sejak 7000 SM. Padahal, susu kambing memiliki protein terbaik setelah telur dan hampir setara dengan ASI. Susu kambing terbaik adalah susu yang segar (raw goat milk).

Proses memasak susu kambing yang kurang tepat dapat merusak kandungan mineral yang berkhasiat sebagai antiseptik dan pelindung jaringan paru-paru. Namun, dengan pengolahan yang baik, susu kambing dapat dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti yoghurt dan keju.

Kandungan fluorine yang terdapat pada susu kambing berkisar 10 sampai 100 kali lebih besar dibandingkan susu sapi. Kandungan fluorine bermanfaat sebagai antiseptik alami dan dapat membantu menekan pembiakan bakteri di dalam tubuh. Bisa membantu pencernaan dan menetralisir asam lambung, menyembuhkan reaksi-reaksi alergi pada kulit, saluran napas dan pencernaan.

Hal tersebut telah dibuktikan seorang ahli nutrisi Amerika, Dr Bernard Jensen PhD. Dia meneliti manfaat susu kambing yang menjadi salah satu binatang ternaknya di Escondido, New Mexico, Amerika Serikat.

"Karena kandungan gizinya, susu kambing bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh," kata Bernard.

Bernard mengatakan, susu kambing mulai banyak direkomendasikan untuk susu bayi, anak-anak maupun orang dewasa yang alergi terhadap susu sapi. "Susu kambing kini cukup populer meskipun harganya lebih mahal jika dibandingkan susu sapi," katanya.

Adapun susu kambing banyak digunakan sebagai pengganti susu sapi maupun bahan pembuatan makanan bagi bayi-bayi yang alergi terhadap susu sapi.

Gejala alergi terhadap protein susu biasanya timbul pada bayi berumur dua sampai empat minggu. Gejala ini semakin jelas pada saat bayi berumur enam bulan. Bagian tubuh yang terserang alergi adalah saluran pernapasan dan kulit.

"Sebanyak 40 persen orang-orang yang alergi terhadap susu sapi memiliki toleransi yang baik terhadap susu kambing,"kata Bernard.

Keunggulan lain susu kambing adalah susu lebih mudah dicerna. Bahkan, hasil penelitian lainnya menyimpulkan, kelompok anak yang diberi susu kambing memiliki berat badan yang lebih berat jika dibandingkan dengan kelompok anak yang diberi susu sapi.

Dr Rini Damayanti Moedji dan Bernardius T Wahyu Wiryanta dalam buku Khasiat dan Manfaat Susu Kambing, Susu Terbaik dari Hewan Ruminansia memaparkan, beberapa khasiat susu kambing bagi tubuh manusia. Antara lain, susu kambing bersifat antiseptik alami dan membantu menekan pembiakan bakteri dalam tubuh dan bersifat basa (alkaline food) sehingga aman bagi tubuh.
okezone.com

Benang Laba-laba dari Susu Kambing

Benang sutra laba-laba merupakan suatu jaringan serat yang sangat ringan dan kekuatan serta kelenturannya jauh melebihi Kevlar – serat sintesis terkuat yang ada saat ini buatan perusahaan DuPont -. Kekuatan benang sutra ini bahkan mampu menahan peluru yang ditembakkan tanpa menyakiti orang yang memakainya sebagai baju anti peluru, Pada tahun 1990 suatu penelitian militer mengindetifikasi dua gen laba-laba yang mampu membuat serat protein berkekuatan tinggi. Untuk memproduksi secara massal, protein serat ini di-kloning-kan ke bakteri. Namun, hasil serat protein yang didapat dari hasil kloning ternyata masih jauh dari harapan dan banyak kekurangannya.

Pada Januari tahun 2002, suatu grup penelitian mempublikasikan bahwa mereka berhasil mengekstraksikan serat protein tersebut dari susu binatang mamaliayaitu kambing. Penelitian ini merupakan proyek penelitian dari Perusahaan Kanada Nexia Biotechnologies bekerjasama dengan Militer Amerika dan dipublikasikan di Jurnal Science. Grup penelitian ini memasukkan gen dari benang laba-laba ke dalam sel mamalia dan berhasil mengekstraksikan susu dari mamalia tersebut untuk mendapat serat yang struktur dan karakteristiknya mirip dengan benang laba-laba.


Gambar permukaan dari serat protein dari ekstraksi susu kambing yang telah diklon gene dari laba-laba (Science)

Serat yang dihasilkan berdiameter 0.02 milimeter dan walau hasil pengukuran elastisitasnya masih dibawah benang laba-laba namun kekuatannya jauh melebihi besi maupun Kevlar -serat sintesis yang dipakai untuk baju astronot ruang angkasa-. Hasil penelitian ini mendorong penelitian-penelitian lainnya di bidang kimia material untuk memanfaatkan serat protein ini di berbagai bidang misalnya di dunia kedokteran (benang operasi), olahraga (raket tenis), militer (baju anti peluru), antariksa (bahan tahan panas).

Saat ini ratusan kambing yang telah di-kloning oleh genetik laba-laba ini sedang dikembangbiakkan di Amerika maupun Kanada dan diharapkan serat protein ini dapat menjadi material baru di bidang industri. Penemuan ini merupakan suatu harapan baru di dunia material karena produk benang laba-laba inj dapat terurai secara alami setelah tidak digunakaan lagi sehingga produk ini merupakan produk yang sangat akrab dengan lingkungan.

Dari berbagai sumber

Susu Unta Berkhasiat Tangkal Kanker

UNTA merupakan binatang padang pasir yang memiliki banyak ke­is­ti­me­waan. Selain mampu bertahan pada kondisi panas dan kurang air, kandungan dalam susu unta memiliki khasiat menangkal penyakit. Zat “Al-Nano” yang berasal dari susu unta dapat dijadikan kapsul untuk di­konsumsi sebagai obat melawan sel-sel kanker dan penyakit jantung.

Menurut Dr. Akram Askar, ahli penyakit dalam di rumah sakit (RS) King Khalid Riyadh, Arab Saudi, Al-Nano itu mudah dicerna sehingga te­pat menghalangi perkembangan sel kanker. “Penemuan Al-Nano sebenarnya pada 1989 setelah dilakukan penelitian medis selama lima tahun oleh Dr. Raymond Hamzer dari Belgia dan telah disiarkan di salah satu jurnal medis terkenal,” kata Akram.

Zat yang dikeluarkan dari susu binatang yang dikenal sebutan “sa­fi­natus sahra” (kapal padang pasir) itu, juga disebut sebagai penangkal ke­lebihan zat asam pada perut. Selain susunya, masih ada bagian dari unta yang dapat bermanfaat bagi manusia. Air seni binatang gurun ini pun ternyata berguna bagi kesehatan manusia. Peneliti Arab me­ny­a­takan, kencing unta bisa menyembuhkan sejumlah penyakit.

Sejak beberapa tahun belakangan, sejumlah peneliti di Arab telah membuktikan bahwa kandungan zat dalam air seni dan susu unta dapat menyembuhkan sejumlah pe­nya­kit. Dr. Abdulrahman Al-Qassas, se­orang peneliti di Universitas Um­mul Qura, Makkah menegaskan, ken­cing dan susu onta dapat me­nyem­­buhkan beberapa penyakit, di an­taranya hepatitis, penyakit gula (dia­betes) dan penyakit kulit. “Hasil pe­nelitian mutakhir telah mem­buk­ti­kan bahwa air seni dan susu unta da­pat menyembuhkan se­jumlah pe­nya­kit,” katanya.

Menurut dia, pengobatan ter­gan­tung dari kondisi pasien. Ada yang ha­nya memerlukan air seni, dan ada pa­sien yang cukup dengan susu un­ta saja. Sebagian pasien perlu men­da­pat pengobatan dengan men­cam­pur susu dan air seni unta.

Al-Qassas juga menyebutkan be­be­rapa penyakit perut lainnya yang da­pat disembuhkan dengan air ken­cing bina­tang yang sering juga di­se­but “safinah al-sahra” (kapal pa­dang pasir) itu. Dalam kesempatan itu, Al-Qasas menjelaskan se­cara rinci hadis-hadis Rasulullah SAW ten­tang khasiat air seni dan susu un­ta tersebut yang diperkuat dengan ber­bagai penelitian yang dilakukan para ahli belum lama ini.
rmexpose.com